One place to open your mind

Friday, March 17, 2017

Telepon Ini Bisa Membuat Kita Berkomunikasi dengan Orang yang Sudah Meninggal?


Phone of the wind.
Pada tahun 2011, sebuah gempa berkekuatan 9.0 SR mengguncang bagian timur laut Jepang dan memicu tsunami yang menghancurkan. Peristiwa tersebut menyebabkan kerugian lebih dari 300 miliar dolar dalam kerusakan material. Dan mengakibatkan hilangnya lebih dari 15.000 penduduk Jepang.

Beberapa korban masih berduka atas hilangnya orang-orang yang mereka cintai. Dan di satu kota pantai di Jepang ada cara yang unik untuk mengatasi kesedihan ini. Sebuah bilik telepon dibangun di atas sebuah bukit berumput yang menghadap Samudera Pasifik,  tepatnya di Otsuchi, Jepang. Telepon ini dipercaya memungkinkan orang untuk memanggil saudaranya dan orang-orang terkasih mereka yang telah meninggal akibat tsunami tersebut.

Telepon ini disebut "Phone of the wind" atau "telepon angin". Telepon tanpa sambungan ini ditempatkan di dalam bilik kaca dan digunakan penelepon untuk mengirim pesan verbal kepada saudara ataupun orang-orang terkasih mereka yang telah meninggal akibat tsunami tersebut. Dan anginlah yang diyakini akan membawa pesan tersebut.

Seorang warga Otsuchi, yang bernama Sasaki adalah sosok di balik berdirinya bangunan telepon tersebut. Sasaki kehilangan sepupunya pada tahun 2010, tepatnya satu tahun sebelum peristiwa tsunami mengguncang daerah itu. Awalnya, hanya Sasaki yang menggunakan telepon itu. Dalam kesedihan, ia menggunakan telepon itu untuk tetap berkomunikasi dengan sepupunya yang sudah meninggal. Karena ia tahu ia tidak dapat berkomunikasi lagi dengan sepupunya, dia berharap angin dapat menyampaikan isi hatinya.

Namun setelah peristiwa tsunami terjadi tepatnya pada tahun 2011, yang menewaskan lebih dari 800 orang warga Otsuchi, bilik telepon tersebut menjadi tempat yang banyak dikunjungi. Baik oleh warga sekitar maupun yang berasal dari luar daerah. Bahkan, bilik telepon itu telah digunakan oleh lebih dari 10,000 pengunjung.

Begitu banyak orang yang menggunakan telepon tersebut dengan berbagai macam tujuan. Ada yang berharap mendapat jawaban dari kerabatnya yang telah pergi, tapi ada juga yang hanya sekadar menyampaikan pesan tanpa mengharapkan jawaban. Bahkan ada seorang nenek yang membawa cucunya mengunjungi tempat itu untuk menelepon kakek sang cucu yang telah meninggal.

"Saya memang tidak dapat mendengar suaranya, hanya saya yang berbicara. Tapi saya yakin kalau dia mendengar apa yang saya ungkapkan," ucap salah satu warga Otsuchi, yang menggunakan telepon tersebut untuk berbicara dengan anak laki-lakinya yang tewas terbakar.

Telepon ini memang tidak secara nyata dapat membuat kita berkomunikasi dengan orang yang telah meninggal. Tapi melalui telepon ini setidaknya orang yang kehilangan dapat mengungkapkan kesedihan mereka. Bahkan merasakan kehadiran orang yang dikasihinya tersebut. Karena untuk menghilangkan kesedihan kita harus bisa mengungkapkannya.
0

0 comments:

Post a Comment